This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 20 September 2014

Usaha Ekstensifikasi Lahan Pesisir Pantai Guna Optimalisasi Lahan Pertanian

     Pada masa kini strategi pembanguan pertanian, khususnya ditempuh melalui usaha pokok pertanian yakni Intensifikasi, Extensifikasi, Diversifikasi dan Rehabilitasi. Dari 4 usaha tersebut yang dapat meningkatkan produksi langsung adalah usaha intensifikasi dan extensifikasi, sementara yang dapat cepat dan mudah dilaksanakan di lapangan adalah usaha intensifikasi yang merupakan optimalisasi lahan sawah baik untuk peningkatan produktivitas melalui panca usaha, maupun peningkatan luas tanam melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP), dengan faktor penentu utama kecukupan air. Namun usaha extensifikasi lahan pertanian juga bisa dilakukan, apalagi kalau melihat potensi luasan lahan di Indonesia terutama lahan-lahan pesisir di Indonesia yang cakupannya luas.


     Namun tanah daerah pesisir merupakan lahan non produktif untuk pertanian. Dari aspek fisik, kimia dan biologi tanah tidak mampu menopang pertumbuhan tanaman secara normal. Secara fisik tanah pasir pantai memiliki sifat yang tidak dapat menahan air, butirannya tidak kompak. Butiran tanah pasir pantai yang kasar menyebabkan cepat kering karena peremhesan air yang cepat Secara kimia tanah pasir pantai memiliki pH tinggi karena banyaknya garam-garam yang terkandung di dalamnya, KPK (Kapasitas Penukaran Kation) tanah sangat rendah mendekati nol karena tidak mengandung koloid tanah, sehingga sistem pengendalian haranya tidak baik. Dari segi biologi tanah, tidak dijumpai adanya aktifitas mikroorganisme tanah yang dapat menguraikan senyawa kompleks dalam tanah menjadi senyawa sederhana sehingga dapat bermanfaat bagi tanaman, serta kandungan bahan organik pada tanah pasir pantai sangat rendah.
     Namun untuk memanfaatkan tanah pasir pantai sebagai media tumbuh tanaman diperlukan suatu rekayasa-rekayasa khusus agar dari segi fisik, kimia dan biologi tanah dapat mendukung pertumbuhan tanaman, yang pada gilirannya pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman yang dicapai dapat setara dengan lahan pertanian pada umumnya. Permasalahan ini bisa diatasi dengan upaya "Soil Engineering" atau upaya olah lahan dicampur antara suatu jenis tanah yang satu dengan suatu jenis tanah tertentu yang memiliki sifat baik fisik, kimia maupun biologi yang saling melengkapi guna untuk pertumbuhan tanaman yang lebih optimal.

Sumber :
 Julianto, 2014. Tiga Cara Optimalisasi Lahan  <http://bakorluh.riau.go.id/component/content/article/131-terbaru/475-tiga-cara-optimalisasi-lahan-sawah> Diakses 20-09-2014

           Nurhidayati dkk, 2014. Pemanfaatan Tanah Pasir Pantai Sebagai Media Tumbuh Tanaman Tomat Dengan Sistem Pertanian Organik Dalam Rangka Pemberdayaan Lahan Non Produktif : Laporan Penelitian. <http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/47965> Diakses 20-09-2014


Nama : Dwi Sismoyo
NIM :13427

Vertiminaponik, Terobosan Baru Budidaya Pertanian dan Perikanan dalam AEC

         Asean Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan yang di bangun oleh negara-negara anggota ASEAN. AEC akan mulai diberlakukan pada tahun 2015. AEC akan memperluas pasar perdagangan barang dan jasa antar negara ASEAN. AEC dapat mengubah mindset dari negara yang konsumtif menjadi negara yang produktif. Negara Indonesia yang menjadi salah satu anggota ASEAN juga akan ikut serta dalam AEC 2015. AEC dapat mewujudkan pertanian modern di Indonesia, salah satu caranya adalah dengan dikembangkannya teknologi-teknologi modern dalam bidang pertanian, salah satunya adalah dengan sistem vertiminaponik.
     Optimasi pemanfaatan pekarangan dalam budidaya tanaman dan sumber bahan pangan diperkotaan sangat perlu dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan melalui sistem budidaya tanaman yang dibudidayakan bersama dengan budidaya ikan, atau sering disebut vertiminaponik. Vertiminaponik adalah sistem yang memodifikasi aquaponik dengan budidaya ikan dan sayuran sekaligus, sehingga cocok dengan kondisi perkotaan yang lahannya terbatas guna mendukung pembangunan pertanian di perkotaan.

     
     Vertiminaponik merupakan kombinasi dari dua sektor, yaitu sektor pertanian dan sektor perikanan. Pada sistem vertiminaponik, petani akan mendapatkan dua keuntungan komoditas sekaligus, yaitu komoditas sayuran dan komoditas ikan.
          Budidaya sayuran sangat didukung oleh sistem dibawahnya yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran ikan yang mengandung hara dengan konsentrasi tinggi sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman sayuran diatasnya sebagai pupuk organik. Media tanam dan tanaman yang berada diatasnya bisa menyaring air dan mempertahankan kualitas air yang berada di bawahnya. Kondisi ini akan menyebabkan kualitas air kolam tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan.



Nama : Linda Kartika Dewi
NIM   :13393

Vertiminaponik Alternatif Bertani di Pekarangan Terbatas Untuk Menghadapi AEC 2015


         Tahun 2015 dapat menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perkembangan ekonomi  Indonesia. Asean Economy Community   AEC merupakan pembukaan luas pasar arus ekspor-import barang dan jasa ataupun investasi antarnegara ASEAN dimana  permasalahan tarif dan non tarif sudah tidak diberlakukan kembali. Hal tersebut juga berdampak pada Sektor pertanian. Sehingga perlu diterapkan teknologi baru bagi pertanian guna menunjang perekonomian agar tetap stabil bagi petani dan masyarakat. Dunia pertanian pada umumnya membutuhkan lahan yang cukup luas untuk melakukan budidaya tanaman serta area yang memadai untuk pembuatan kolam ikan. Lahan yang memadai tersebut tentunya hanya ada di daerah pedesaan atau daerah yang belum banyak dibangun perumahan. Saat ini banyak masyarakat yang ingin mengembangkan budidaya tanaman atau budidaya ikan namun kendala ada pada sulitnya mencari lahan. Hal tersebut dialami oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan, sedangkan bertani identik dilakukan di pedesaan saja.
Bertani dapat dilakukan oleh siapapun dimanapun, tidak hanya dilakukan di daerah yang memiliki lahan luas contohnya di pedesaan. Saat ini telah diciptakan teknologi baru untuk kegiatan bertani pada area yang tidak memiliki lahan luas yaitu sistem budidaya Vertiminaponik. Salah satu strategi optimasi pemanfaatan pekarangan yang memodifikasi sistem aquaponik sehingga cocok dengan kondisi perkotaan agar mendukung pembangunan pertanian di perkotaan. Mengingat telah berkurangnya lahan pertanian di Indonesia saat ini, Vertiminaponik perlu untuk dikembangkan. Vertiminaponik  ini memadukan tanaman sayur dan ikan yang sesuai untuk dikembangkan pada lahan yang terbatas. Jenis sayur mayur yang dapat dikembangkan antara lain dengan menanam sayuran antara lain sawi, kangkung, selada air, bayam, dan bawang daun. Ikan yang dapat dibudidayakan yaitu ikan air tawar.
Pada sistem ini, dengan  satu lahan yang sama akan membuahkan hasil dua komoditas sekaligus, yaitu sayuran dan ikan. Budidaya sayuran, secara langsung akan didukung oleh sistem kolam ikan  yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran ikan yang mengandung nutrisi dan hara  yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya. Kemudian tanaman tersebut akan menyaring air dan mempertahankan kualitas air yang berada di bawahnya.  Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam akan tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga akan mendorong pertumbuhan ikan. 
Vertiminaponik ini  perlu dikembangkan di Indonesia untuk menghadapi Asean Economy Community 2015. Teknologi ini dapat dikembangkan oleh seluruh masyarakat agar dapat bertani secara mandiri serta dapat meningkatkan ekonomi dari penghasilan tersebut. Hal ini  perlu diterapkan untuk menyongsong inovasi pertanian di Indonesia tanpa memerlukan lahan yang luas serta tidak tertinggal oleh teknologi baru.

 Sumber : (http://www.uc.ac.id/events/latest-news/tantangan-indonesia-menghadapi-aec2015)

Nama: Annisa 12848









            

Teknologi Vertiminaponik dalam Menghadapi AEC 2015

     Asean Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan antara sepuluh negara anggota ASEAN di bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan meningkatkan daya saing di kancah internasional agar ekonomi tumbuh merata serta dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pada AEC 2015 mendatang, setidaknya terdapat 5 hal yang akan diimplementasikan yaitu arus bebas barang, arus bebas jasa, arus bebas investasi, arus bebas modal, dan arus bebas tenaga kerja terampil (Prasetia, 2014). Inti dari AEC adalah membuka luas pasar arus ekspor-import barang dan jasa atau investasi antarnegara ASEAN dimana permasalahan tarif dan non tarif sudah tidak diberlakukan kembali. Kemudahan untuk bertransaksi antar negara di Asia Tenggara, dapat menjadi peluang ataupun tantangan bagi perekenonomian masyarakat Indonesia. 
     Kondisi Indonesia jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Filipina, Brunei, Malaysia, dan Singapura masih jauh tertinggal. Indonesia hanya menang dari luas negara yang begitu besar, jumlah penduduk yang banyak, dan sumberdaya yang melimpah. Indonesia akan diserbu dengan berbagai jenis barang, jasa, modal, investasi maupun tenaga terampil dari luar negeri yang akan menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Indonesia harus memiliki strategi khusus agar mampu bersaing bahkan mampu menyerbu negara-negara ASEAN lainnya. 
     Teknologi Vertiminaponik dapat menjadi salah satu peluang bangsa Indonesia dalam menghadapi AEC 2015. Vertiminaponik merupakan kombinasi antara sistem budidaya sayuran secara vertikal berbasis pot talang plastik dengan sistem akuaponik. Vertiminaponik berasal dari kata verti, mina, dan ponik. Verti berasal dari kata vertikultur yang berarti budidaya tanaman secara vertikal, mina yang berarti ikan, dan ponik yang berarti budidaya (Administrator, 2013). Dalam sistem ini dalam luasan lahan yang sama akan dihasilkan dua komoditas yaitu ikan dan sayuran. 
     Budidaya sayuran secara langsung akan didukung oleh sistem budidaya ikan di bawahnya yang dapat menghasilkan kotoran dan sisa pakan ikan yang mengandung unsur hara dengan konsentrasi tinggi yang berguna bagi tanaman. Sementara itu media tanam dan tanaman yang di atasnya akan menyaring air serta mempertahankan kualitas air di bawahnya agar tetap baik dan terbebas dari kotoran ikan dan sisa pakan, sehingga ikan dapat tumbuh dengan baik. Secara ekonomi teknologi vertiminaponik merupakan teknik budidaya yang ramah lingkungan dan bebas pestisida sehingga kita dapat menghemat biaya pemupukan dan aplikasi bahan kimia. 
     Teknologi vertiminaponik dapat ditujukan bagi negara-negara industri yang minim lahan seperti Singapura, Malaysia. Lahan yang sempit dan keterbatasan tenaga merupakan salah satu kendala untuk bercocok tanam. Dengan adanya teknologi vertiminaponik yang ditawarkan oleh Indonesia warga negara ASEAN lainnya yang tidak memiliki banyak lahan dan waktu yang banyak tetap dapat melakukan budidaya tanaman dan ikan. Selain keuntungan secara ekonomis kebutuhan pangan mandiri akan sayuran dan ikan dapat terpenuhi. Teknologi Vertiminaponik dapat menjadi salah satu peluang bamgsa Indonesia untuk menyerbu negara-negara ASEAN yang minim lahan pertanian. 


Sumber :
   Prasetia, A.D.2014.< http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2073441/menyongsong-aec-2015-sudah-siapkah-kita>. Diakses Sabtu 20 September 2014.

  Administrator.2013.Vertiminaponik Hasilkan Produk Organik Berlimpah di Pekarangan<http://jakarta.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=286:vertiminaponik-hasilkan-produk-organik-berlimpah-di-pekarangan&catid=4:info-aktual> Diakses Sabtu 20 September 2014.

Nama : Sunyi Rahastriningrum
NIM   : 

Jumat, 19 September 2014

Mewaspadai Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Utama


Dalam rangka menanggulangi wabah serangan OPT Utama TVRI Stasiun Yogyakarta Mengadakan Acara Ranah Publik dengan judul "Mewaspadai Serangan OPT Utama 2013" dan sebagai salah satu narasumber ialah Kepala Balai Besar OPT (BBPOPT) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. 



Sumber Berita: http://tanamanpangan.deptan.go.id


http://tanamanpangan.pertanian.go.id/play-163-mewaspadai-serangan-opt-utama.html#ixzz3DlP0sv5F